Senin, 10 Januari 2011

Cinta Sejati

CINTA SEJATI
          Apakah cinta mengharapkan pertolongan sebagai pamrih atas sesuatu yang telah kita lakukan? Jika kita mencintai seseorang karena menginginkan sesuatu, dapatkah hal itu disebut cinta sejati? Apakah kita mencintai Tuhan hanya untuk meraih surga? Tidak, itu tidak dapat disebut cinta sejati ketika masih terdapat dorongan pribadi di baliknya.
          Tuhan telah berkata kepada kita tentang cinta. Firman-firman-Nya terdapat dalam Taurat, Injil, Punaras, dan Al-Qur’an. ‘’Cintailah seluruh makhluk hidup. Perhatikan segala makhluk hidup. Bantulah semua makhluk hidup.’’ Banyak tokoh besar di sepanjang sejarah juga mengatakan demikian kepada kita.
          Bagaimana Allah SWT mencintai? Dia memperlakukan setiap ciptaan dengan adil dan menunaikan tugas-Nya kepada semua ciptaan itu. Cinta-Nya tidak mengecualikan seorang pun.
Tuhan memberi masing-masing dan setiap ciptaan tersebut sifat dan bentuknya sendiri-sendiri serta tempat baginya untuk hidup. Dia memperlihatkan kepada setiap ciptaan itu jenis cinta yang sesungguhnya dibutuhkannya. Ketika Dia menciptakan anjing, maka Dia memberinya sebuah tempat yang cocok dan memperlihatkan padanya jenis cinta yang dibutuhkan oleh anjing . Dia bahkan menciptan setan dan kemudian neraka baginya. Tuhan melindungi seluruh makhluk sebagaimana Dia memelihara kehidupan-Nya sendiri. Dia memiliki cinta yang sama bagi anjing, rubah, kucing, manusia, dan bagi semua makhluk.
          Tuhan tidak peduli jika seseorang mengatakan, ‘’Tuhan Ada,’’ atau ‘’Tuhan tidak ada.’’ Dia tidak peduli apakah seseorang menyembah atau mengutuk-Nya, apakah dia beribadah kepada-Nya atau tidak. Tuhan senantiasa memberi kepada setiap orang kedudukannya dan jenis cinta yang tepat baginya. Seperti inilah cinta Tuhan.
          Karena itu, jika seorang bijak tinggal di dalam sifat-sifat dan tindakan-tindakan Tuhan, jika dia melebur dalam cinta-Nya dan tenggelam dalam keadilan-Nya, maka tempat yang tepat baginya adalah di dalam diri Tuhan. Jika manusia bijak memiliki kearifan dan keyakinan, kepastian, dan ketetapan hati secara mutlak yang disebut iman, dan telah memahami Tuhan dengan sempurna, maka dia akan ditempatkan dalam perlindungan-Nya. Dia tidak akan terkena musibah, tidak berkeinginan, tidak berawal, dan tiada berakhir.
          Demikian pula, mereka yang menjauh dari Tuhan, akan mempunyai suatu kedudukan sesuai dengan keadaan mereka. Tetapi, di mana pun mereka, Tuhan akan senantiasa mencintainya. Mereka akan memperoleh cinta yang sama, sebagaimana Tuhan telah menempatkan di dalam diri-Nya Sendiri. Tuhan menunjukkan cinta kepada makhluk baik yang di luar diri-Nya maupun yang berada di dalam diri-Nya. Dia memberi kejernihan kepada mereka dengan kejernihan. Dia menunjukkan cahaya kepada mereka dengan cahaya, dan membantu mereka untuk memelihara cahaya itu. Dia menunjukkan kegelapan kepada mereka dengan kegelapan, dan juga menolong mereka. Dia menolong setiap makhluk sesuai dengan keadaannya. Dia tidak pernah menampakkan sifat pilih kasih. Tak ada kesalahan dalam diri-Nya. Cinta-Nya meliputi seluruh makhluk. Mereka semua mendapatkan cinta-Nya. Seperti inilah cinta Tuhan.
          Semoga engkau memahami hal ini. Jika engkau memahami, maka keadaan berada di dalam diri Tuhan akan menjadi milikmu dan engkau akan mengenal kedamaian. Sebelum engkau memahami hal ini, semuanya itu akan sulit bagimu.[1]



[1]  Muhaiyaddeen, M. Rahim Bawa, ‘’Kebun Ma’rifat 1’’, Surabaya: Syafaat, hal. 231.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger