Senin, 10 Januari 2011

TINGGALKAN ANJING ITU DI RUMAH

TINGGALKAN ANJING ITU DI RUMAH
          Marilah kita jalan-jalan. Lihatlah dua ekor anjing mengeram dan menggonggong satu sama lain. Mereka saling bermusuhan. Pemilik anjing-anjing itu membawa piaraannya itu berjalan-jalan, tetapi sekarang anjing-anjing itu bergulingan di atas tanah dan menggigit satu sama lain. Perkelahian itu mungkin akan berakhir dengan gigitan pada mata atau hidung mereka, bahkan putusnya telinga. Mereka bisa mengalami luka yang amat serius. Meskipun salah satu di antara anjing-anjing itu mengaduh, ‘’Oww, oww, oww!’’ dan berlari menjauh. Pernahkah kalian melihat kejadian ini?
          Kalian juga memelihara seekor anjing dalam diri kalian. Anjing ini dipenuhi sifat cemburu, iri, egois, sombong, terburu-buru, tidak sabar, dan tidak peduli orang lain. Jika engkau membawa anjingmu keluar ketika orang lain sedang berjalan-jalan dengan anjingnya, kedua anjing itu akan berkelahi dan engkau akan menghentikannya setelah keduanya penuh luka. Jangan menyalahkan anjing orang lain atas perkelahian itu. Perkelahian jiga bisa terjadi jika engkau melepaskan anjingmu. Jika kalian berdua meninggalkan anjing tersebut terikat di rumah, maka tidak akan ada perkelahian dan pembunuhan. Jadi tak satu anjing pun terluka.
          Ini disebabkan anjing-anjing dalam diri orang itu menggigit dan mneyerang orang lain, dan anjing yang digigit balas menyerang. Manusia bukanlah musuh bagi manusia yang lain. Anjing-anjing yang ada dalam diri merekalah musuh-musuh itu. Anjing-anjing itu menggonggong, ’’Ia telah menyantap makananku. Ia telah mengambil milikku. Ia mengganggu!’’ Ketika orang-orang membiarkan anjingnya berlari bebas, akan terjadi banyak perkelahian dan setiap orang terluka. Kemudian semua anjing itu berlari menjauh, dengan ekor terselip di antara kaki mereka.
          Karena itu, tinggalkanlah anjingmu dalam keadaan terikat di rumah dan keluarlah sendirian, sebagai seorang manusia. Jadi tak akan ada seorang pun yang akan menjadi musuhmu, dan tak akan ada kejahatan yang akan mendatangimu. Tak seorang pun akan menyakitimu. Bukannya mendapat masalah, engkau justru memperoleh kedamaian dan ketenangan. Engkau harus merenungkan hal ini![1]


[1]  Muhaiyaddeen, M. Rahim Bawa, ‘’Kebun Ma’rifat 1’’, Surabaya: Syafaat, hal. 217.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger